Paras dia ketat
Senyum dia kelat
Benak dia sarat
Hati dia berat
Serba karat
Dia tatap tapi dia tak berhujah
Dia senyum seolah beralah
Biar mereka membantah
"Aku sedia tahu, aku sudah faham, aku pernah singgah di situ, aku memang tahu.."
Dia ada untuk kalian, selalu
Adakah kalian untuk dia?
Mendahulukan yang lain, tegar menolak kalbunya ke tepi
Ditinggalkan, pilihan sendiri
Mahu dia lari, mahu dia mementingkan diri
Tak ingin ambil peduli
Terus tuju tiada kanan dan kiri
Tapi kaedah itu bisa bunuh jiwanya, bisa padam identitinya, bisa kapankan tubuhnya, bisa melenyapkan dia dari dia.
Mesti macam mana? Macam-macam?
Aduh. Jatuh tersungkur mengucup muka bumi.
Parah-luka dalaman.
Kata yang terlintas
Laku apa yang dihajat
Dahulukan NIAT
Berpimpinkan nawaitu.
"Setiap orang memilih lorongnya sendiri. Jadi, bila hasilnya negatif, pandanglah cermin dan tudinglah jari ke arahnya. Akan ditemukan puncanya"
Wallahualam..
Sunday, March 15, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment